Saturday, September 2, 2017

Hati Yang Sempit. ...

Seorang murid yang bersusah hati karena masalah keluarganya bertamu kerumah gurunya..
Sang guru menyadari bahwa sang murid sedang bersusah hati,sang guru pun menanyakan apa gerangan yang terjadi,

Guru: Wahai anakku kepahitan hidup seperti apa yang menjadikanmu bermurung hati seperti ini?

Murid: wahai syech aku tidak tau kenapa masalah hidupku datang silih berganti, belum selesai aku mengecapi pahitnya hidup yang aku jalani kemarin, hari ini telah datang kepahitan hidup yang lainya, kenapa hidup sepahit ini??

Sang guru pun pergi ke dapur dan mengambil sebungkus garam,sendok makan dan segelas air.

Guru:wahai anaku masukan 4 sendok garam kedalam gelas itu.

Sang murid yang kebingunganpun melakukan apa yang di perintahkan oleh gurunya.

Guru:"setelah itu minumlah airnya"

Sang muridpun meminumnya, namun baru seteguk dia meminum, dia sudah nyengir kepahitan.

Guru:"bagaimana rasanya??"

murid:"Masin dan pahit syech"..ujar muridnya sambil nyengir.

Gurunya hanya tertawa terkehkekeh

Guru:"sekarang ikut aku kebelakang rumah".sambung gurunya

Di belakang rumah sang guru  ada sebuah danau yang luas dan dalam,dan memiliki airnya jernih.

Guru:"wahai anaku coba taburkan 4 sendok garam kedalam danau itu"

sang muridpun mengikuti perintah gurunya.

Guru:"sekarang coba kau minum airnya"

Sang muridpun meminum air di danau tersebut.
Guru:"bagaimana rasanya? "

Murid:"sangat segar Syech"

Guru:"apakah rasanya pahit dan masin"?

murid:"tidak syech, rasa air ini tidak berubah sama sekali "

Guru:"Wahai anaku, begitulah hidup, setiap ujian dan cobaan yang datang kepadamu, Allah telah memberikan sesuai takaran yang sudah ia tentukan,tidak kurang dan tidak lebih, jadi kepahitan hidup ini bukan seberapa banyak cobaan itu menghampirimu,tapi seluas apa hatimu menerimanya, jika engkau menjadikan hatimu sesempit gelas itu, maka itu akan menjadikan hidupmu terasa pahit, namun jika engkau menjadikan hatimu seluas danau ini, maka tidak ada ujian yang akan menjadikan hidupmu menjadi terasa pahit."

Murid:"Iya Syech sekarang saya mengerti"

Guru:pulanglah.. dan jalani apa yang sudah Allah tentukan dengan sabar dan ikhlas.

Akhirnya sang murid itu pulang kepada keluarganya dengan wajah yang penuh dengan senyum keikhlasan.